Selasa, 26 November 2013

Epistimologi Revolusi Ilmiah Thomas S. Khun


A. PENDAHULUAN
Perkembangan pemikiran Barat hingga awal abad ke dua puluh ini telah menempatkan kedudukan sebagai pengetahuan yang mempunyai pamor tinggi. Tidak dapat disangkal, filsafat ‎merupakan induk segala ilmu, karena daripadanya berkembang ilmu-ilmu ‎pengetahuan yang beragam sampai pada spesifikasinya yang amat khusus. Dewasa ini kita ‎mengenal ilmu-ilmu sosiologi, matematika, ilmu perbintangan, tehnik nuklir dsb. yang keberadaannya ‎tidak mungkin bisa dipahami selain dalam kaitannya dengan perkembangan filsafat.‎
Di samping itu filsafat telah menyumbangkan pemikiran-pemikiran besar yang mampu ‎menggerakkan orang untuk merubah masyarakat. Pada abad pertengahan, perkembangan ilmu pengetahuan dimulai dari Yunani,  ada beberapa hal yang paling banyak dilupakan oleh kebanyakan sejarawan adalah sumbangan pemikiran dari Timur, terutama Islam bagi perkembangan ilmu di dunia Barat. Sejarah membuktikan bahwa, pada abad pertengahan, pemikiran Islam justru mengalami perkembangan yang pesat, terutama pada zaman Bani Abbasiyah. Bahkan karya pemikir Islam banyak diambil alih oleh dunia Barat, yang justru melahirkan renaissance. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila pemikiran dunia Islam  merupakan salah satu pendorong timbulnya renaissance.  
Renaissance  merupakan peralihan dari zaman pertengahan ke zaman modern, di mana pada zaman ini merupakan zaman yang sangat menaruh perhatian dalam bidang seni lukis, patung, arsitektur, musik, sastra, filsafat, ilmu pengetahuan, dan tekhnologi. Pada masa ini, berbagai gerakan bersatu untuk menentang pola pemikiran abad pertengahan yang dogmatis, sehingga melahirkan suatu perubahan tevolusioner dalam pemikiran manusia dan membentuk suatu pola pemikiran baru dalam filsafat.  
Kalau kita menoleh ke belakang, pemikiran Rene Descartes mengantarkan Thomas Khun untuk menciptakan pemikiran baru dan memperbaiki kekacauan ilmiah yang salah persepi oleh pendahulu seperti Descarates. Akan tetapi kita bisa mengambil hikmah dari pemikiran Rene Descartes yang kiranya kita bisa jadikan pemikirannya sebagai spirit untuk memberi nafas perjalanan pemikirannya.  Pemikiran Rene Descartes memberikan sumbangsih untuk mengantar ilmu pengethuan khususnya dalam bidang filsafat.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan, para pemikir barat mulai bangkit, terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Pada zaman perkembangan ilmu di Eropa, ilmu pada dasarnya adalah bagian penting dari proses pencapaian dominasi atas bangsa yang lemah hingga kini masih merupakan ujung kebiadaban dunia.  
Namun perlu dicatat bahwa, kelahiran ilmu filsafat ini dipelopori oleh Sokrates, Plato dan Aristoteles. Ketiga pelopor ini merupakan filosuf filsafat yang termasyhur, karena karena dari sini tonggak peradaban manusia berawal.  Berkat pemikiran tokoh inilah yang kemudian mengantarkan filsafat menjadi sebuah peletak batu pertma dalam proses terbentuknya ilmu pengetahuan yang banyak melahirnkan ilmu-ilmu yang kita kenal di masa sekarang.
Apa yang disebut dengan filsafat ilmu baru ini dimulai dengan terbitnya karya Thomas S. Kuhn The Structure of Scientific Revolutions. Tulisan ini mempunyai arti penting dalam perkembangan filsafat ilmu, tidak saja karena keberhasilannya membentuk dan mengembangkan wacana intelektual baru dalam filsafat ilmu, tetapi juga kontribusi konseptual yang memberi insight dalam berbagai bidang disiplin intelektual dengan derajat sosialisasi dan popularitas yang jarang dapat ditandingi.
Untuk lebih mengenal seorang tokoh Thomas Khun, pemakalah akan memaparkannya di bawah ini, tentunya akan dimulai dari pengenalan tokoh, riwayat hidupnya selama menjadi seorang ilmuan, sejauh mana sumbangsih pemikirnanya sampai sekarang, bagaimana evistimologinya, dan implikasi pemikirannya bagi perkembangan ilmu di dunia Islam.

B. BIOGRAFI
Sebelum mengenal pemikiran seorang tokoh, alangkah baiknya jika dimulai dari latar belakang atau biografi kehidupannya. Tokoh yang akan dibahas pada kali ini memiliki peranan yang cukup penting dalam proses terbentuknya revolusi ilmu pengetahuan. Untuk dapat melihat kondisi hidup tokoh tersebut dan teori apa saja yang pernah dikemukakan dalam  pemikirannya. 
Tokoh filsuf ini mempunyai nama lengkap Thomas Samuel Kuhn, dia lahir pada tanggal 18 Juli 1922 di Cincinnati, Ohio, Amerika, putera dari Samuel L Kuhn, ayahnya adalah seorang Insinyur industry dan mantan Annette Stroock. Kuhn mempunyai istri yang bernama Jehane R Kuhn, dari pernikahannya dengan Jehane, ia dikaruniai dua orang puteri yang bernama Sarah Kuhn di Framingham, Massachussets, dan Elizabeth Kuhn di Los Angeles, serta seorang putera yang bernama Nathaniel S Kuhn di Alington, Massachussets.  Sebenarnya sebelum Kuhn menikah dengan Jehane, ia pernah menikah dengan seorang wanita yang bernama Kathryn Muhs di Princeton, New Jersey. Thomas Kuhn adalah seorang filosof ilmu pengetahuan, yang pada mulanya ia adalah seorang mahasiswa yang kuliah pada bidang ilmu fisika teoritik sebelum konsentrasi pada sejarah ilmu pengetahuan di Universitas Hardvard. 
Pada tahun 1943 ia mendapat gelar Sarjana Muda. Gelar Master ia dapatkan pada tahun 1946. Kemudian pada tahun 1949 Kuhn menerima gelar Ph.D, dalam satu bidang dan satu Universitas yaitu bidang fisika dari Hardvard University dan di sana ia diangkat sebagai Asisten Professor di bidang Pendidikan Umum dan Sejarah Ilmu. 
Pada tahun 1954 Kuhn mendapat gelar Guggenheim Fellow. Pada tahun 1956 ia menjadi Dosen di University of California, Barkeley. Kemudian pada tahun 1961 ia menjadi Professor penuh dalam bidang sejarah ilmu , dan pada tahun 1964 mendapat gelar Professor dalam bidang filsafat dan sejarah ilmu di Universitas Princeton dalam bidang filsafat di MIT. 
Pada tahun 1979 ia kembali ke Boston, dan saat itu pula ia diangkat sebagai Professor Filsafat dan Sejarah Ilmu di Massachussets Institute of Technology. Pada tahun 1982 Kuhn mendapat penghargaan George Sarton Medal di bidang Sejarah Ilmu, dan mendapat gelar Honorary dari beberapa Institut, seperti Columbia University, dan beberapa universitas lain seperti Notre Dame, Chicago, Padua, Athena, dan lain sebagainya. Kemudian pada tahun 1983 Kuhn kembali dikukuhkan sebagai Professor. Dia diangkat sebagai pemegang rekor pertama dalam bidang filsafat dan sejarah ilmu, dan pada tahun 1991 dan pensiun dengan tetap memegang predikat Professor Emeritus. 
Pada tahun 1994 dia mewawancarai Niels Bohr sang fisikawan sebelum fisikawan itu meninggal dunia. Pada tahun 1994, Kuhn didiagnostik dengan kanker dari Bronchial Tubes. Dia meninggal pada tahun 1996 di rumahnya di Cambridge Massachusetts. 
Karya Kuhn cukup banyak, namun yang paling terkenal dan mendapat banyak sambutan dari filsuf ilmu dan ilmuwan adalah The Structure of Scientific Revolution, sebuah buku yang terbit pada tahun 1962, dan direkomendasikan sebagai bahan bacaan dalam kursus dan pengajaran berhubungan dengan pendidikan, sejarah, psikologi, riset dan sejarah serta filsafat sains. 
C. GAGASAN POKOK PEMIKIRAN THOMAS KHUN 
Setelah mengetahui latar belakang dari tokoh, alangkah baiknya jika melirik apa saja yang menjadi gagasan pokok dari apa yang pernah ditawarkan beliau sebelumnya. Adapun gagasan beliau yang paling kontroversi pada renaissance adalah revolusi ilmiah. Di mmana pada pemikirannya waktu itu, ia menjadi orang yang kontroversi dikalangan ilmuan social seperti; ilmu sosiologi, antropologi, politik, dll.
Paradigma adalah istilah sebuah pandangan ilmiah dalam pemikiran filsuf ilmu Thomas Kuhn. Dia mendefinisikan Paradigma sebagai “Praktek yang mendefinisikan disiplin ilmiah pada beberapa poin dalam waktu.” Paradigma dalam pemikiran Thomas Kuhn adalah sesuatu yang berdasar budaya. Adapaun yang menjadi gagasan pokok pemikiran Thomas Khun adalah terkait mengenai Revolusi Ilmiah. Keberaniannya dalam menantang para tokoh ilmuan waktu itu, memberikan corak yang sangat sangat menggemparkan, terutama dari para tokoh-tokoh filsafat, sosiologi, dan antropologi.
Gagasan pokok pemikiran Thomas Khun mengenai perkembangan revolusi ilmiah tidak terlepas dari peranan sejarah ilmu dalam upaya mendapatkan serta mengkonstruksikan wajah ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah yang terjadi. Bagi Kuhn sejarah ilmu merupakan starting point dan kaca mata utamanya dalam menyoroti permasalahan-permasalahan fundamental dalam epistemologi yang selama ini masih menjadi teka-teki. Thomas Khun kemudian mengagas perkembangan ilmiahnya melalui beberapa tahap dan perkembangan ilmiah terjadi secara revolusi. adapaun skema perkembangan ilmiah yang Thomas Khun makasud adalah tergambar sebagai berikut:
(Skema perkembangan ilmu Thomas Samuel Khun) 
Untuk lebih mengenal yang di maksud revolusi di atas adalah, kita akan memulainya dengan tahapan paradigm I s/d terjadinya Paradigm II.
1. Paradigm I
suatu asumsi dasar dan asumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi suatu sumber hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.  Pada bagian paradigma I model atau pola yang diterima oleh suatu masyarakat sains tertentu, di mana orang-orang mulai mempertanyakan dari mana ilmu pengetahuan itu didapat, bagaimana cara mengukur pengetahuan itu, dll.
2. Normal science
Sains yang normal adalah periode akumulasi ilmu pengetahuan, di mana ilmuwan-ilmuwan berorientasi dan memegang teguh paradigma pendahulunya. Terjadinya normal science karena, di mana pada pase ini ilmu ilmu pengetahuan sudah memiliki tempat didalam ilmu pengetahuan atau dengan kata lain pengethuan sudah memiliki kemapanan dalam bentuk teori dan lain sebagainya.
3. Anomalies
periode pertentangan antara kelompok ilmuwan yang memegang teguh pencapaian-pencapaian lama dengan ilmuwan-ilmuwan yang menanggapi kehadiran gejala-gejala baru itu, dan karenanya mereka menghendaki perubahan-perubahan dan perkembangan komitmen-komitmen baru, yang dapat digunakan untuk menjawab tantangan-tantangan baru dari gejala itu. Sebab utama kehadiran periode ini adalah gagalnya paradigma lama untuk memecahkan masalah-masalah baru yang hadir bersama gejala-gejala baru.  
Setelah ilmu itu memilki tempat yang mapan, maka akan timbul berbagai macam penyimpangan-penyimpangan/masalah dalam ilmu itu, baik dengan metode yang digunakan.  Terjadinya anomaly dikarenakan oleh, banyaknya penemuan baru yang tidak memilki tempat dan ruang dalam ilmu pengetahuan. Maka akan menyebabkan terjadinya masalah-masalah dalam pengetahuan itu sendiri.
4. Crisis
Terjadinya krisis ilmu pengetahuan dikarenakan, adanya penemuan-penemuan baru yang tidak memilki tempat untuk menampung inspirasi dari ilmu pengetahuan tersebut. Semakin banyaknya anomaly yang terjadi didalam ilmu pengetahuan, maka rentan sekali ilmu pengetahuan akan terjadi krisis.
5. Revolution
Pada saat terjadinya krisis dalam ilmu pengetahuan, maka apa yang disebut revolusi muncul sebagai jawaban untuk memberikan alternative-alternatif dan memberikan ruang yang kosong pada ilmu pengetahuan, di mana sebelumnya terkocar-kacir dan tidak memilki tempat. periode munculnya teori baru yang secara radikal menggantikan teori lama. Revolusi sains dibuka oleh kesadaran yang semakin tumbuh yang ditandai oleh pandangan subdivisi masyarakat sains yang cenderung bersifat sempit, yaitu tidak difungsinya lagi paradigma lama. Karenanya paradigma lama harus digantikan oleh paradigma baru. Bertolak dari dasar proses ini maka lahirlah paradigma baru. Dengan terjadinya revolusi, ilmu pengethuan akan semakin betambah dan memilki tempat yang setara dengan ilmu-ilmu lain. 
6. Paradigm II
Setelah terjadinya revolusi ilmu, maka akan muncul lagi paradigma baru didalam ilmu pengetahuan. hasil revolusi sains yang menggantikan kedudukan paradigma lama. Berdasarkan karakter proses ini maka ciri untuk menentukan standar revolusi sains adalah ada atau tidaknya penerobosan terhadap suatu komitmen sains yang normal. Ciri lainnya adalah ada tidaknya anomali, krisis dan akhirnya pergantian kedudukan terhadap suatu teori lama.

Dalam karyanya yang berjudul The Structure of Scienteific Revolutions, Kuhn mendekati pengertian ilmu secara internal yang kemudian berbeda dengan pemikiran Popper.   Dalam buku tersebut, Kuhn mengemukakan pandangan tentang ilmu yang berputar pada lima tahapan yang kemudian dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu: 
Tahap Pertama, paradigma ini membimbing dan mengarahkan aktivitas lmiah dalam masa ilmu normal (normal science). Di sini para ilmuwan berkesempatan menjabarkan dan mengembangkan paradigma sebagai model ilmiah yang digelutinya secara rinci dan mendalam. Dalam tahapan ini, para ilmuwan tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang membimbingnya. Selama menjalanka aktivitas ilmiah, para ilmuwan menjumpai berbagai fenomena yang tidak dapat diterangkan dengan paradigma yang dipergunakan sebagai bimbingan atau arahan aktivitas ilmiahnya. Inilah yang dinamakan anomali. Anomali adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara kenyataan (fenomena) dengan paradigma yang dipakai.
Tahap Kedua, menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma. Paradigma mulai diperiksa dan dipertanyakan. Para ilmuwan mulai keluar dari jalur ilmu norma.
Tahap ketiga, para ilmuwan bisa kembali pada cara-cara ilmiah yang sama dengan memperluas dan mengembangkan suatu paradigma  tangingan yang dipandang bisa memecahkan masalah dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya. Proses peralihan dari paradigma lama ke paradigma baru inilah yang dinamakan revolusi ilmiah.
D. ANALISIS EPISTIMOLOGIS
Setelah mengetahui pokok pemikiran Khun, alangkah baiknya bila kita melihat dan menyeleksi dari pemikiran yang ditawarkan dalam revolusi ilmu yang memberikan gebrakan baru dalam ilmu pengethuan. Untuk mengetahui dasar pemikiran dari Thomas Samuel Khun, alangkah lebih baiknya kita mengetahui sumber ilmu yang dimilki oleh Thomas Khun. Adapun yang ingin saya paparkan adalah sebagai berikut:
1. Sumber Pengetahuan
Thomas Samuel Kuhn mula-mula meniti karirnya sebagai ahli fisika, tetapi kemudian mendalami sejarah ilmu. Lewat tulisannya, The Structure of Scientific Revolutions, ia menjadi seorang penganjur yang gigih yang berusaha meyakinkan bahwa titik pangkal segala penyelidikan adalah berguru pada sejarah ilmu. Sebagai penulis sejarah dan sosiolog ilmu kuhn mendekati ilmu secara eksternal. Kuhn dengan mendasarkan pada sejarah ilmu, justru berpendapat bahwa terjadinya perubahan-perubahan yang berarti tidak pernah terjadi berdasarkan upaya empiris untuk membuktikan salah (falsifikasi) suatu teori atau sistem, melainkan berlangsung melalui revolusi-revolusi ilmiah.
2. Cara memperoleh pengetahuan
Kuhn menggunakan sejarah ilmu sebagai titik tolak penyelidikannya. Dengan menggunakan sejarah ilmu sebagai titik tolak dalam melakukan penyelidikan, Thomas Khun dengan sangat berani memperkenalkan paradigma. Namun pada waktu itu, perkembangan ilmu mengalami krisis yang luar biasa, dengan menggunakan penyelidikannya pada sejarah panjang ilmu pengetahuaan. sebagai alat untuk menemukan apa yang diperkenalkan oleh Khun yaitu, Paradigma.
adapun paradigma merupakan alat untuk mencapai normalnya ilmu pada waktu itu.

F. PENUTUP
Mudah-mudahan apa yang saya paparkan di atas memberikan banyak manfaat untuk kita semua, tentunya menjadi spirit kita untuk terus tetap meng-update informasi-informasi yang bisa mengarahkan kita untuk terus belajar dan mencari informasi yang bisa mmenambah khazanah keilmuan kita dalam mempelajari Filsafat Ilmu.
Sebagai penutup dari makalah ini, saya ingin menegaskan bahwa, dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan selalu terdapat fase yang paling inti yaitu; normal science dan revolutionary science. Singkatnya, normal science adalah teori pengetahuan yang sudah mapan sementara revoutionary science adalah upaya kritis dalam mempertanyakan ulang teori yang mapan tersebut dikarenakan teori tersebut memang problematis.

Daftar Pustaka

Rizal Mustasyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013)
Listiyono Santoso, Sunarto, DKK, Epistimologi Kiri, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006)
Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu Sejarah Dan Ruang Lingkup Bahasan, terj. Saut Pasaribu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
James A . Marcum, Thomas Kuhn’s Revolution: An Historical Philosophy of Science, (New York: Cambridge University Press, 2005)
Muhammad Muslih, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.110.
My Jelly, 2011. Paradigma Thomas Samuel Khunhttp://freiremuda.blogspot.com/2010/05/paradigma-thomas-samuel-khun.html?zx=78361b381c4700a3, diakses pada tanggal 02 November 2013.
M. Munandar  Soelaiman, Dinamika Masyarakat Transisi; Mencari Alternative Teori Sosiologi dan Arah Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)
George Ritzer, Sosiologi Berparadigma Ganda, terj. Alimandan, (Jakarta: Rajawali Press, 1990)
Bernard Arief Shidarta, Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum: Sebuah Penelitian tentang Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia, (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 2000)
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia: Suatu Pengantar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar